Showing posts with label Kuliner. Show all posts
Showing posts with label Kuliner. Show all posts

Saturday, February 25, 2023

Menikmati Keindahan dan Berburu Kuliner di Pantai Kukup Gunungkidul


Menikmati keindahan dan berburu kuliner di pantai Kukup Gunungkidul. Hai, halo semuanya. Gimana, sehat-sehat kan? Amin. Lama tak bersua ya! Jadi kangen. Saya mau cerita nih berkaitan dengan video di atas. Beberapa waktu yang lalu di masa pandemi saya dan keluarga piknik ke pantai Kukup Gunungkidul. Tentu dengan menerapkan protokol kesehatan ya. 

Pantai ini terletak diantara deretan pantai Baron dan Krakal. Pantai Kukup terletak di tengahnya. Saya pangling, ternyata banyak perubahan yang lebih modern di pantai Kukup ini. Apa saja sih perubahan di pantai Kukup? Salah satunya adalah adanya jembatan penghubung menuju ke bukit di atas. Jembatan ini terletak di atas pantai. 

Maka sungguh menakjubkan melihat keindahan pantai dari atas pantai. Saya dan suami serta anak-anak meniti jembatan itu dengan hati yang deg-deg ser. Bagaimana tidak kalau di bawah sana terlihat laut yang luas. Sempat terbersit dalam benak kalau jembatan goyangnya tiba-tiba ambruk trus apa yang harus dilakukan?

Ah, tapi pikiran itu saya tepis jauh-jauh. Menikmati keindahan pemandangan pantai lalu mengabadikan momen itu dengan kamera di ponsel rasanya jauh lebih menenangkan daripada berpikiran was-was. Bukan begitu? Lihatlah nun jauh disana birunya langit tampak membaur dengan birunya air laut. Seperti tak berbatas.

Pantai Ngrawe

Saya baru tahu kalau disebelah pantai Kukup ada pantai baru bernama pantai Ngrawe yang punya nama lain pantai Mesra. Iya, beneran namanya pantai Mesra. Di pantai Ngrawe ini cukup nyaman untuk duduk-duduk santai bersama keluarga dan ada beberapa spot foto yang instagramable lho. Terletak di tengah ada semacam pendopo sebagai tempat pertemuan yang disewakan. 

Lalu di sepanjang jalan menuju pendopo tersedia kursi berwarna putih yang bagus untuk pepotoan. Saat saya dan keluarga berada disana, sedang ada acara dari paguyuban pencak silat kalau nggak salah lihat. Bisa dibilang suasananya cukup ramai. Namun saya melihat para pengunjung menggunakan masker dan menaati protokol kesehatan.

Pandangan cukup luas memandang laut di kejauhan dari kursi putih yang saya duduki. Anak-anak saya cukup senang bermain ombak di pinggir pantai sambil mencari hewan-hewan laut yang kecil-kecil. Hamparan pasir putih terasa lembut di jemari kaki. Hm, birunya langit dan birunya air laut tampak serupa nyata beda. Keduanya menyatu membentuk harmoni nan indah. 

Berburu Kuliner di Pantai Kukup

Sambil menikmati keindahan pantai di kejauhan, kami sekeluarga duduk di dekat goa yang ada di bagian atas tangga pantai Kukup. Kami pun memesan minuman es degan atau es kelapa muda yang segar, ditemani dengan aneka macam makanan gorengan. Pengunjung cukup ramai hari itu.

Setelah beberapa jam kami menikmati suasana pantai, kami pun pulang. Tak lupa, sebelum pulang kami membeli aneka kuliner laut yang dijajakan di sepanjang pintu masuk menuju pantai. Wah, menunya cukup banyak lho! Harganya pun cukup terjangkau.

Ada udang goreng, undur-undur laut goreng, cumi goreng, ikan goreng, peyek jingking, keripik rumput laut dan lain sebagainya. Rata-rata harganya per seperempat kilogram adalah 20 ribuan. Hm, cukup murah dan terjangkau bukan? Uang 100 ribu sudah bisa dapat bermacam-macam jenis makanan laut.

Kami pun pulang dengan hati riang. Sudah membawa anaka macam lauk yang dapat dimakan saat di rumah, dan bisa juga untuk diberikan kepada orang tersayang sebagai oleh-oleh. Bahkan kalau misalnya mau kulakan lalu dijual lagi, bisa jadi peluang bisnis juga lho.

Have a nice day!



Sunday, January 14, 2018

Ada Minyak Bulus dan Batu Akik Di Kebun Sayur



Apa yang terlintas di benak jika kita mendengar kata "kebun sayur"? Pasti bayangannya beragam sayur ya dari bayam, kangkung, terong, kacang panjang, tomat, buncis dan lain sebagainya. Mau masak apa saja pasti sudah tersedia bahannya disana. Tapi eits..saya kecele! Pasar Inpres Kebun Sayur di kota Balikpapan, Kalimantan Timur ini ternyata sama sekali tidak menjual sayuran. Jadi apa dong?

Ternyata oh ternyata, di pasar ini segala macam pernak pernik oleh-oleh khas Kalimantan berada. Dari batu akik, gantungan kunci, kalung, aneka bros, tas, baju, batu permata, senjata khas Dayak, pakaian, minyak gosok khas Kalimantan, sampai minyak bulus semuanya ada. Iya, minyak bulus! Ada yang tahu khasiatnya? :)

Berada di Kebun Sayur ini, mengingatkan saya pada shopping atau toko buku di Jogja. Bedanya, ruko-ruko di shopping yang dijual adalah buku. Sedangkan di kebun sayur yang dijual pernak-pernik semacam oleh-oleh.

Silakan, mau cari apa? (Doc : Juliastri Sn)

Daster juga ada :) (Doc : Juliastri Sn)
Rempah wangi, akar wangi juga ada (Doc : Juliastri Sn)


Kembali ke minyak bulus. Konon, khasiatnya banyak. Kalau saya spesifik untuk perawatan muka saya yang rentan jerawatan. Karena minyak bulus bisa mengencangkan kulit wajah, mencegah penuaan dini bisa mengurangi flek dan keriput di wajah juga. Kalau soal fungsi lain dari minyak bulus untuk masalah kejantanan pada pria atau mengencangkan bagian tubuh lain wanita, entahlah..saya tidak tertarik untuk mencobanya.

Penampakan minyak bulus (Doc : Juliastri Sn)


Jadi saya mencari minyak bulus yang katanya asli dari Kalimantan itu. Saya mendapat referensi, minyak bulus yang asli itu berwarna putih keruh, ada endapan semacam lemak putih kekuningan dan baunya khas. Banyak yang tidak betah dengan bau amisnya. Saya saja mesti menahan nafas sejenak saat mengoleskan minyak bulus di wajah saya setiap malam menjelang tidur. Tapi lama-lama terbiasa dengan baunya. Mungkin karena hidung saya mudah beradaptasi dengan aroma tertentu. Ah, iya minyak bulus bisa digunakan juga untuk mengatasi kaki pecah-pecah lho. Asal rutin memakainya.

Salah satu lorong Pasar Kebun Sayur (Doc : Juliastri Sn)


Di Kebun Sayur ini banyak sekali penjual minyak bulus. Rata-rata menawarkan harga yang beragam dengan penjual yang lain. Seperti biasa, saya mencoba menawar. Ternyata disetujui. Lalu terjadilah transaksi itu. Setelah mendapat minyak bulus, saya berjalan dari lorong demi lorong pasar Kebun Sayur yang dulunya pasar Inpres itu. 

Di Kebun Sayur ini ternyata banyak juga penjual batu akik yang sempat booming itu. Warna warni batunya sangat menarik. Harga yang ditawarkan pun beragam dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah. 

Dipilih..dipilih batu akiknya :) (Doc : Juliastri Sn)


Batu akik warna-warni
Selalu menyenangkan berada di pasar. Mata dimanjakan dengan berbagai barang dagangan warna-warni. Kalau ada uangnya, maunya semua diborong, terus dijual lagi dengan mengambil untung di Jogja. Haha..Otak bisnisnya jalan. Tapi bingung bagaimana dengan ongkos bagasinya jika over capacity. Tet tot. Maka niat mau kulakan diurungkan. Murni jalan-jalan saja. Sementara bisnisnya libur. Supaya bisa menikmati liburan secara khusyuk. Jarang-jarang juga bisa bepergian jauh, harus dinikmati dong, ya kan?

Masih heran dengan namanya Kebun sayur tapi yang dijual sangat jauh dari namanya. Maka saat perut kami lapar, kami menuju ke warung makan seberang pasar dan kami baru bisa menemukan sayur disana. Tentu sudah berada dalam mangkuk ya! 

Di warung makan serba ikan dan sea food ini ada sayur asem lho :) (Doc : Juliastri Sn)
Wah, lagi musim Nanas :) (Doc : Juliastri Sn)


Selamat piknik! :)

Friday, April 1, 2016

Extreme Culinary From GUKI : Ungkrung


Tak pernah terbayangkan sebelumnya, jika saya akan bisa makan "ungkrung". What ? Makanan apaan tuh "ungkrung" ? O..yeah..jika Anda termasuk orang yang jijikan..mending jangan dibaca deh..karena ini very-very ekstrim. Apalagi kalau ada yang phobia atau geli sama ulat. Hiiiyyy..ngebayangin bentuknya aja udah gatel-gatel. Ya kan..?

Adalah ulat dari pohon jati yang dikumpulkan hingga menjadi "enthung" atau kepompong, itulah ungkrung. Iya, ungkrung adalah kepompong dari ulat pohon Jati. Di Guki, alias Gunungkidul, dimana saya bermukim sekarang, ungkrung menjadi makanan favorit musiman di awal musim penghujan seperti sekarang. Rasanya..? Hm..gurih-gurih gitu deh, mirip laron. Ada yang suka laron..? Enak ya..hahahaha..

Konon, ungkrung ini mempunyai kandungan protein yang tinggi. Rasanya yang kriuk-kriuk enak ternyata bergizi tinggi. Nggak nyangka kan..

Pada awalnya, saya juga geli mendengar orang Gunungkidul suka makan ulat jati selain belalang goreng. Idih, orang Gunungkidul makanannya belalang, jangkrik, laron, ungkrung, dan lain-lain..nggak ada makanan lain apa..Memang itu seni dan kenyataannya..tak usah dipungkiri..Dan setelah saya mencoba..hm..enak juga tuh..

Penasaran..? Mau mencoba atau malah mau muntah..hihihi..ini soal selera kok. Selera makan yang dianggap aneh bagi sebagian orang. Mungkin.

Kebetulan, di belakang rumah saya ada pohon jati. Nggak menanam sendiri, tapi beli sama tanahnya yang sekarang kami tinggali di Gunungkidul. Berita tentang enaknya ulat pohon jati sudah saya dengar lama, selama saya tinggal di Guki, 5 tahun yang lalu. Namun, selama itu saya baru mencoba belalang goreng. Rasanya mirip udang kalau belalang goreng. Tentang belalang goreng, saya sudah pernah menuliskannya disini. Untuk mencoba makan ungkrung yang digoreng, saya belum berani dan belum ada kesempatan soalnya.

Monday, October 26, 2015

Dari Hobi Jadi Profesi


Hobby dan profesi kakak saya adalah melukis dan pelukis
Hobby saya selfie di depan lukisannya ;p



Holla..bicara tentang hobi, siapa yang tidak excited coba..pasti selalu ada binar-binar di mata ketika melakukannya dengan passion. Yup..hobi adalah sesuatu hal yang kita senang melakukannya. Apa hobimu ? Kalo saya..eng..apa ya..banyak sih, dari menyanyi, menulis, membaca tapi yang ditekuni gak ada..hehe..jarang-jarang melakukannya, sesempatnya cuma kalo pas ada waktu luang aja..(kapan luangnya?).


Sebenarnya sih, hobi itu idealnya dilakukan secara rutin supaya kita senang, syukur-syukur bisa menghasilkan. Hari gini, siapa yang menolak rejeki dari hobi..? 

Trus, hobi itu ada trendnya gak ya..ada lah..saat ini hobi yang sedang in misalnya Yoga, ngeblog, travelling, dan lain sebagainya. Pada dasarnya, apapun hobi kita asal ditekuni, lama-lama kan jadi ahli tuh, nah kalo sudah ahli tentu jadi bahan rujukan siapapun yang membutuhkan. Trus bisa dapat bayaran deh..tentunya kalo kita konsisten dan eksis ya..

Nah..hobi  apa saja yang bisa jadi profesi..ini dia..

1. Fotografi

Berawal dari suka memotret, foto-fotonya bagus, trus ikut lomba-lomba, ikut pameran lama-lama dikenal akhirnya dianggap sebagai fotografer profesional. Hebat kan..? Kalau jaman dulu, jadi tukang foto tuh kesannya biasa aja, cuma motret pas foto untuk keperluan ijazah atau KTP, trus motret hajatan. Udah. Tapi seiring perkembangan jaman, fotografi semakin digandrungi dan sangat bervariasi. Mulai dari prewedding photography, food photography, street photography, travelling photography, dan lain-lain..banyak alirannya deh..Sekarang yang jadi trend tuh, food photography. Memotret makanan dari berbagai wisata kuliner trus di share ke socmed, instagram misalnya..Feenya lumayan tuh..bisa sampe juta-juta, apalagi kalo cukup berpengaruh membuat orang ngiler terus beli..

2. Menulis

Jaman dulu, angkatannya Chairil Anwar, Sutan Takdir Alisyahbana, dan pujangga-pujangga di era tahun 60-an..menjadi seorang penulis belum bisa diandalkan sebagai penopang hidup. Selain honor kecil, belum banyak kontribusi yang bisa diberikan kepada seorang penulis. Baru mulai era Andrea Hirata, Dee Lestari, dan lain-lain, profesi penulis mulai dipandang dua mata, tidak sebelah mata lagi.. :). Ditambah dengan munculnya social media, blog, profesi-profesi baru yang berkaitan dengan dunia penulisan seperti blogger, buzzer, content writer, freelance writer, dan lain sebagainya mulai tumbuh subur meramaikan dunia persilatan..#eh. Siapapun asal bisa menulis dengan bagus dan unik serta bersikap profesional, bisa dibayar mahal untuk satu kali posting job review. Pokoknya, peluang di dunia ini cukup menjanjikan.

3. Travelling

Yang hobi jalan-jalan keliling dunia, hobi naik gunung, hobi menyelam di laut, apapun itu..jika melakukannya dengan passion, suatu saat pasti menjadi inspirasi bagi orang lain. Sejuta pengalaman yang didapatkan bisa dituliskan lewat blog atau menjadi narasumber di acara-acara televisi. Nah..jaman sekarang apa sih yang tidak mungkin..ya kan..Apalagi kalau punya kiat khusus jalan-jalan murah keliling dunia dengan backpacker-an. Kisahnya ditulis jadi buku, laris manis deh pasti..

4. Memasak

Jaman sekarang, profesi chef itu keren. Tak harus wanita yang pinter masak, pria keren pun banyak yang jadi chef, menambah bening dunia pertelivisian kita. Jaman dulu mungkin seorang laki-laki jago masak akan ditertawakan. Tapi sekarang, siapapun asal bisa masak enak dan layak dijual, jadi deh bisnis. Dunia kuliner makin memanjakan lidah-lidah kita.

5. Melukis

Tidak semua orang punya bakat melukis. Tak heran jika harga lukisan berkelas itu mahal. Bisa berjuta-juta. Nah, jika seseorang punya bakat melukis, lukisannya bagus dan punya daya jual tinggi..kaya rayalah dia. Walau proses pencapaiannya tentu tidak mudah. Karena tidak semua orang suka lukisan dan rela merogoh kocek yang dalam demi sebuah lukisan. Kecuali orang yang mengerti tentang dunia seni itu sendiri. Jadi ya, menjadi seorang pelukis harus tahan proses, fokus, mampu mencari market dan bisa pameran tunggal. Selanjutnya..kesuksesan akan datang seiring dengan berjalannya waktu.

Nah, itu sebagian hobi yang bila ditekuni bisa jadi profesi. Pasti masih banyak hobi-hobi lain yang tak bisa disebutkan satu persatu. Enak kan, ya..ngejalaninnya senang, bisa menghasilkan lagi. Ah..indahnya dunia..

Oke...sekarang apa hobi kamu..? Bisakah jadi profesi..? Yuk, marriiii... :)

Sunday, June 16, 2013

Review : Macaroon Love





Pertama kali membaca novel Macaroon Love karya Winda Kresnadefa, pembaca disuguhi dengan banyaknya kata keheranan akan nama Magali. Awalnya dulu, saat Magali masih berupa status di facebook sang penulis, saya pikir Magali itu nama tokoh laki-laki. Ternyata, saya sama terkecohnya  orang-orang di dalam novel. Beberapa diantaranya yang membuat saya senyum-senyum sendiri :


"Gali Magali ?" 

"Galih, pacarnya Ratna ?" 

"Gali sumur ?"

Dan, kalau boleh saya tambahin "Gali lubang tutup lubang ?" Haha..utang kaleee...Rhoma Irama bangettt..

Well, secara garis besar novel ini cukup menarik, menghibur dan bisa membuat saya tertawa lepas sampai menarik perhatian suami saya.

"Bagus nggak ?," tanyanya

"Bagus..," jawab saya.

Lalu, selesailah saya baca novel itu dalam satu hari. Saya bacanya sambil jaga toko sih, sambil nyambi jualan ban. Kalau lagi repot, buku saya letakkan di meja dengan pembatas buku cantik asli handmade penulisnya..*promosi nih*, lalu saya terusin lagi bacanya.

Asli, membaca novel ini, semacam candu. Selalu ingin tahu, abis ini gimana ya, trus..trus..woalah..hahahaha..banyak surprise-nya. Dan alurnya susah ditebak. Perasaan saya juga nano-nano jadinya. Ada sedih, ada lucunya, ada inspiratifnya, sisi romantisnya juga ada, dan mengaduk-aduk perasaan pokoke.

Saya bisa menangis dan tertawa saat baca novel ini. Pokoknya nancep di hati lah. Klop dan pas. Gaya bahasanya simpel, gampang dicerna dan gak terlalu ribet mikir. Layaknya bahasa sehari-hari yang kadang kita alamin sama temen atau sahabat-sahabat sendiri. Terwakili dengan hubungan yang manis antar sepupu Magali n Beau, hubungan Magali dengan ayahnya yang ternyata berumur pendek, hubungan  dengan nenek dan rekan kerjanya, dan pastinya hubungan spesialnya dengan Ammar. Semuanya memberi pelajaran hidup yang berwarna, dan serba kebetulan nan indah.  Lalu Ammar ? Benarkah ada laki-laki super duper baik seperti dia di dunia ini ? Jika ada, wow deh..saya mau pesan satu, buat cadangan..#eh

Dan seperti review-review dari teman-teman yang pernah saya baca tentang Macaroon love ini, saya sependapat dengan bertaburannya kata-kata aneh. Karena Magali sudah unik tanpa dipertegas dengan kata aneh yang bejibun itu. Secara eksplisit, semuanya sudah terekam dengan cukup baik. Lalu soal judul, ehm..Macaroon-nya cuma dibahas seuprit, di bagian ending. Mungkin karena emang Macaroon lagi trend ya, jadi mudah diinget aja. Tapi intinya, apapun itu..novel ini sangat menghibur. Begitu baca, saya langsung teriak, aha..bacaan seperti ini yang saya cari untuk melepaskan dahaga akan bacaan yang bisa menyejukkan jiwa yang kering kerontang oleh hiburan..*apa sih ini hihi..*

Good job, sukses buat mba Winda Krisnadefa..selamat bertransformasi menjadi penulis jempolan, layaknya Beau yang bertransformasi dari Bad Boy from LA jadi budak bangor Bandung..heuheheu..saya paling suka bagian ini. Terus berkarya, dan saya rekomendasikan novel ini untuk dibaca, temans. Bagusss...

Tuesday, November 13, 2012

Resep Mangut Lele


Gambar dipinjam dari sini 

Yap..waktunya memasak.. Kali ini saya akan berbagi resep untuk masakan mangut lele. Semoga maknyus dueh..capcus..cyiiinnn...

Sediain dulu bahan-bahannya :

Lele 1 kg

Bumbu-bumbu :

  • 6 siung bawang merah       
  • 4 siung bawang putih
  • 6 biji cabe merah
  • 20 butir ketumbar 
  • 1 cm jahe
  • 1 cm kunyit
  • 1 cm kencur
  • 3 siung kemiri
  • 1 lembar daun serai
  • 2 lembar daun jeruk
  • 3 cm lengkuas
  • santan dari 1/2 kelapa
  • 1 sendok gula pasir
  • garam secukupnya

       
Cara memasak :


  • Lele digoreng dulu sampai agak kering, sebelumnya dikasi air cuka dan di bumbui garam, bawang, jahe dan kunyit secukupnya.
  • Bumbu-bumbu ditumbuk halus,  kemudian ditumis dengan minyak goreng secukupnya sampai harum.
  • Masukkan santan cair dulu sedikit demi sedikit, baru terakhir santan kental.
  • Masukkan lele yang sudah digoreng, aduk-aduk kuahnya hingga bumbu meresap dan kuah mengental.
  • Sajikan. Hm..sedap deh..met mencoba..

Friday, July 1, 2011

Resep Semur Terong



Gambar diambil dari sini


Waktu kecil dulu, anak saya suka sekali sayur terong yang disemur. Padahal cara masaknya sederhana saja. Penasaran ? Baiklah akan saya bagi resepnya. Siapkan saja ongkos sepuluh ribu untuk bahan-bahannya. Hehe..


Bahan :



  • 3 buah terong ( biasanya yang ungu, tapi kalo adanya yang hijau juga gak dilarang )


  • 5 siung bawang merah


  • 3 siung bawang putih


  • 10 butir merica


  • secuil isi buah pala


  • kecap manis secukupnya


  • minyak goreng secukupnya


  • garam secukupnya


  • penyedap masakan bila perlu


Cara memasak :



  • terong dikupas, iris bundar setebal 2 cm, kemudian goreng ( sebelumnya dicuci dulu ya..), tiriskan


  • bawang merah diiris-iris, goreng


  • merica, bawang putih, isi pala dan garam ditumbuk, haluskan


  • bumbu yang sudah dihaluskan, ditumis dengan minyak goreng yang sudah panas, kemudian tambahkan air secukupnya


  • campurkan kecap secukupnya hingga air berwarna coklat yang cukup menarik


  • masukkan terong yang sudah digoreng ke dalam kuah berbumbu


  • rasakan hingga rasanya pas dan lezat


  • angkat jika sudah matang, taburi bawang merah goreng + daun bawang


Selamat mencoba..semoga berhasil ya..

Friday, June 4, 2010

Makan Belalang


Pok ame-ame
Belalang kupu-kupu
Siang makan nasi
Kalau malam minum susu

Kutipan lagu diatas mengingatkan kita pada masa kecil yang penuh tawa dan canda. Namun yang ingin saya bahas kali ini bukan tentang lagunya tapi dari salah satu kata yang menjadi kesatuan dalam lagu itu di baris kedua. Ada belalang kupu-kupu disitu. Yup..saya memilih belalang untuk santapan makan siang kemarin.

Terus terang, kemarin adalah edisi perdana saya makan belalang. Sejak tinggal di Gunung Kidul, saya baru mengerti kenapa masyarakat disini terbiasa makan ulat dan belalang. Awalnya saya kaget dan tidak tertarik sedikitpun untuk mencoba mencicipinya. Lihat binatangnya saja sudah geli, apalagi memakannya.

Tapi banyak orang bilang disini, serasa belum lengkap sebagai warga Gunung Kidul bila belum mencoba makan belalang. Ya sudah, karena waktu itu saya lagi bertamu dan dijamu makan dengan lauk belalang goreng di penduduk setempat, maka sebagai rasa penghormatan saya kepada tuan rumah, saya mencicipi satu ekor belalang goreng.

Hm..kesan pertama kriuk-kriuk garing gimana gitu, pertama saya makan bagian tangan dan kakinya yang garing. Setelah itu bagian tubuhnya yang garing di luar karena kulitnya dan bagian empuk di dalam seperti apa ya..gurih-gurih gitu deh..mirip-mirip rasa udang.

Konon katanya, yang gurih itu yang mengandung banyak protein. Saya cukup makan satu ekor saja, belum berminat untuk nambah, masih adaptasi dulu. Mungkin kalau sudah terbiasa lama-lama satu kilo bisa saya habiskan hehe…

Belalang yang termasuk hewan Insecta dari Ordo Orthoptera Famili Acrididae ini mudah sekali dijumpai di pasar tradisional dan kadang banyak dijual di tepi-tepi jalan di Gunung Kidul. Harganya lumayan mahal, satu renteng kurang lebih isi 50 ekor dijual seharga dua puluh ribu rupiah. Bisa jadi, mahalnya harga belalang ini disebabkan karena semakin banyaknya permintaan pasar, tingkat kesulitan menangkapnya dan rasa belalang yang bisa dikategorikan sebagai makanan pengganti udang.

Petani sudah tidak khawatir lagi bila sawahnya banyak belalang yang dapat dikatakan sebagai hama pengganggu tanaman karena sekarang nilai jual belalang sudah lumayan tinggi. Tapi kalau sering dikonsumsi, dikhawatirkan di masa depan belalang menjadi serangga yang tergolong langka. Kira-kira berapa tahun lagi ya bisa punah ? Sedih juga kalau sampai punah..

O,ya ada info lagi, karena selain belalang, di Gunung Kidul juga terbiasa makan ulat dari pohon Jati. Waduh..kalau yang ini, terus terang saya belum berani untuk mencoba. Walaupun banyak orang bilang ulat mengandung banyak protein, entar dulu deh..nanti kalau saya sudah berani makan, saya kabari ya…hehe..

Tuesday, April 27, 2010

Apakah Anda Sabar ? Cek Makanan Favoritnya

Tulisan ini hanya untuk iseng-iseng saja, terinspirasi saat menikmati makanan, tiba-tiba terlintas di benak apakah makanan favorit kita selama ini mencerminkan sifat kita.

Memang ada hubungannya ya ? Segala sesuatu jika dikait-kaitkan pasti akan berhubungan sendiri.

Sekedar hiburan saja, jangan dianggap penting..

Orang sabar biasanya disayang Tuhan. Orang sabar biasanya mau berproses dan menikmati proses itu sendiri. Orang sabar biasanya mampu menata emosi dengan baik.

Berikut dibawah ini makanan favorit orang sabar :





Tengkleng

Masakan khas Solo ini adalah masakan semacam sop kambing yang isinya dominan dengan tulang yang masih ada sisa-sisa daging dan sumsum yang melekat.


Seni mem-“brakot” tulang ini tidak semua orang mampu dan mau melakukannya.


Dengan dalih mau makan aja kok repot, tinggal beli tongseng yang udah jelas ada dagingnya beres..


Padahal harga seporsi tengkleng tidak beda jauh dengan harga tongseng lho, bahkan ada yang lebih mahal…

Hm..namanya kepuasan kadang tidak bisa dihargai dengan nominal rupiah.


Nilai tantangan dan perjuangan serta proses itu sendiri menjadi penting bagi penikmat tengkleng..



Kwaci

Cemilan dari biji semangka atau biji bunga matahari yang minimalis bentuk dan ukurannya ini hanya mampu dihabiskan oleh orang yang ulet, tabah dan sabar tentunya.

Biasanya makanan ini dimakan ramai-ramai dengan teman sehingga tidak terlalu terasa lama waktu yang dibutuhkan. Sudah tentu bagi yang memasukkan kwaci sebagai kategori makanan favorit, tidak diragukan lagi jika penikmatnya adalah orang yang sabar.

Nggak percaya ? Buktikan sendiri..




Duren

Jangan girang dulu disebut sabar jika anda penggemar buah duren. Jika duren yang sudah tersaji tinggal dimakan saja, belum bisa dikategorikan sebagai orang sabar.

Bisa dikatakan sabar jika mau menjalankan ritual dari memanjat pohon, sampai membelah kulit duren yang banyak durinya baru kemudian.makan buahnya. Proses inilah yang membentuk kesabaran itu.

Berarti penjual duren termasuk orang sabar ya ? Asal tidak suka mengeluh pasti sudah masuk kategori sabar hehe..




Kacang Tanah

Yang mampu menghabiskan satu kilogram kacang tanah yang kulitnya dikupas sendiri sudah pasti orang yang sabar.

Tapi kira-kira masuk kategori rakus juga nggak ya ? Kalau makan sendiri, tidak mau berbagi padahal ada orang disekitarnya yang ngiler mau makan juga, itu namanya orang yang rakus, nggak peka terhadap keadaaan sekitar plus pelit bin ajib-ajib. Hahaha..




Sate

Kalau ada orang yang mau bersusah payah dari mengiris daging, memasukkan ke tusuk sate trus membakarnya sendiri baru makan, inilah yang disebut kesabaran yang sempurna. Tapi dengan syarat tanpa mengeluh saat kena asapnya lho..

Kalau mau menunggu antrian untuk makan sate di tempat yang laris pembeli, plus rela menunggu sate dikipas-kipas sampai matang kurang lebih satu jam tanpa ngomel-ngomel, patut diacungi jempol untuk kesabarannya.

Lha kalau sudah ada sate matang, tinggal makan trus marah-marah karena rasanya tidak karuan atau dagingnya kurang empuk, itu mah soal selera saja ya.. ( maksa banget sih hihi..)




Pisang Klutuk

Pisang yang banyak isinya ini menguji kesabaran orang yang memakannya. Saya jarang sekali menemui pisang jenis ini di jaman sekarang, kecuali pisang klutuk yang masih mentah yang diserut sebagai campuran rujak buah.

Jaman saya kecil dulu, pernah punya pohon pisang ini. Sebenarnya rasa pisang ini manis dan enak, tapi karena bijinya yang banyak sekali sebesar biji kapas, keasyikan makannya jadi terganggu. Berkali-kali harus melepeh biji-bijinya keluar dan hanya mendapatkan sedikit buah pisang tanpa biji. Harus disortir berkali-kali.

Siapa yang mampu bertahan makan pisang yang susahnya minta ampun, sementara banyak pisang yang lain tinggal lep saja ? Sekali lagi hanya orang yang sabar yang mau dengan tulus ikhlas menjalani makan pisang klutuk lengkap dengan prosesnya ini dan yang mampu mengabaikan celetukan orang “kurang kerjaan saja”.

Kira-kira, makanan susah apalagi ya, yang menguji kesabaran kita ? Mungkin teman-teman punya alternatif lain ? Monggo..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...