Thursday, April 23, 2015

Hobby Baru di Era Socmed





 Gambar dipinjam dari sini

Simak percakapan berikut ini :

"Lagi ngapain, bro.."
"Lagi stalking timeline-nya mantan, bro..dah punya gacoan baru apa belum.."
"Yaelah..move on, man..cewek banyak inih.."
"Iya sih, tapi gue belum bisa ngelupain waktu selfie bareng doi..pake tongsis.."
"Hahahah..cuma itu aja.. ? Selfie mah sendiri aja kallleee.."
"Ehm..maksud gue pas narsis bareng, trus foto kita di upload..banyak yang 
komentar serasilah, cocoklah..tapi ternyata..hiks..waktu jua yang memisahkan
kita.."
"Itu namanya belum jodoh..wislah, mumpung masih muda..cari kegiatan 
positif aja bro.."
"Iya, bro..wasting time banget ya kalo penyesalan mulu update status 
gue..gue harus bangkit, man.."
"Nah..gitu dong..ssiippp.."

Well, perkembangan jaman di era teknologi yang bergerak serba cepat seperti sekarang ini, mau tidak mau, suka tidak suka tentu mempengaruhi perilaku masyarakat yang hidup di era ini. Dunia yag tak selebar daun kelor kini ada dalam genggaman dengan sekali jentik jari. So simple like that..Namun kemudahan itu bisa menjadi berkah atau musibah bagi penggunanya.

Tak dipungkiri, hobby baru mulai bermunculan. Kalau di dunia nyata ada arisan, sekarang ada arisan online. Jualan juga bisa online. Bersosialisasi, hahahihi tak perlu kemana-mana cukup akses social mesia lewat smartphone. Canggih ya..kebayang gak, jika internet tidak ditemukan. Pak pos akan selalu menjadi orang nomor satu yang paling ditunggu ! Dan perangko, tentu menjadi barang yang sangat berjasa dalam pengiriman.

Saat telepon ditemukan, kita kagum bisa ngomong jarak jauh hanya dengan alat dan kabel. Lalu kekaguman bertambah saat segala berita bisa kita saksikan di layar televisi. Sekarang setelah internet ditemukan terlebih dengan adanya social media, peristiwa beberapa detik yang lalu bisa cepat menyebar karena mudahnya akses untuk mengabarkan.

Lewat social media pula kita bisa tahu apakah saudara atau teman kita baik-baik saja hanya dengan melihat status updatenya. Menilai kehidupannya sejahtera atau tidak dengan foto-foto yang di uploadnya. Dan khusus utuk memantau mantan pacar sudah punya pacar baru atau belum, cukup stalking timelinenya. Halah..

Ya..ya..ya..welcome di dunia yang serba instant ini. Tetap waspada dan jaga sikap positif baik di dunia nyata ataupun di dunia maya. Siapa kita, tercermin dari perilaku kita di social media. Hati-hati..

Friday, November 15, 2013

Percuma



Gambar dipinjam dari sini


Besok, ujian nasional  berlangsung. Aku harap-harap cemas. Inilah akibatnya jika belajar tidak pernah kontinyu dengan dicicil setiap hari. Maunya serba instan, sks alias sistem kebut semalam. Padahal, besok ada 2 mata pelajaran yang diujikan dan bahannya..amboi..banyak sekali. Dan jujur, 30 persennya pun, aku sama sekali tak paham.
Pemberitahuan akan adanya ujian nasional ini sudah dari beberapa bulan lalu. Namun dasarnya aku ini paling suka hidup santai, nggak mau menderita sedikit saja dan sukanya menunda waktu, jadilah seperti ini. Berburu catatan saja baru kemarin, pinjam punya temanku yang paling pandai di kelas, aku fotocopy semuanya. Maklum, di kelas aku ini paling malas soal catat mencatat. Kalau ada jam kosong, senangnya luar biasa dan paling cepat ngacir dari kelas, tanpa peduli ada tugas yang ditinggalkan oleh bapak ibu guru.
Kalau saja tidak ada presensi, aku malas sekali sekolah. Maunya main-main saja, begadang sampai tengah malam dengan teman-teman. Ikut gank motor, kebut-kebutan di jalan rasanya keren sekali. Memacu adrenalinku sekaligus  menantang jiwa petualangan masa remajaku. Selalu ingin mencoba, termasuk banyak hal yang dilarang oleh orang tua, sengaja aku langgar.
Bayangkan, betapa malasnya harus bangun pagi-pagi, berangkat ke sekolah, lalu mendengarkan ceramah guru yang sangat membosankan itu. Bikin ngantuk saja. Sepertinya tak ada gunanya sekolah di jaman sekarang jika pertanyaan apa saja bisa dijawab oleh mbah Google. Iya kan..?
“Sekolah itu penting, demi masa depanmu..buat apa bayar mahal jika kamu ogah-ogahan sekolah begini ? Percuma bapakmu membanting tulang demi sekolah kamu..”
“Kalau boleh memilih, aku tidak disekolahkan juga tidak apa-apa, Pak..tidak usah repot-repot..”
“Apa kamu bilang ? Anak jaman sekarang bisanya membantah orangtua saja, kita lihat jadi apa kamu nanti, jika belum tahu apa-apa saja sudah sombong..!”
Bapak meradang. Ini perdebatan yang kesekian. Semuanya terasa begitu memuakkan. Kenapa semuanya harus diatur begini, begitu..
“Tidak semua orang punya kesempatan bisa sekolah seperti kamu. Jalan hidupmu masih panjang, jangan sampai kamu menyesal di masa tuamu..”
Pelan-pelan, aku beringsut keluar. Menuntun sepeda motorku, kemudian menyalakan motorku di ujung gang. Dan aku sudah hapal, akan terdengar teriakan bapak memanggil namaku ketika tersadar aku kabur begitu saja. Tanpa pamit. Sudah beratus-ratus kali aku mendengar ucapan bapak seperti itu. Namun dasarnya aku ini bandel dan kurang ajar, semua ucapan itu hanya masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. Guru-guru di sekolah pun sudah hapal dengan tabiatku. Dan yang mereka bisa lakukan sekarang adalah dengan pembiaran. Karena dengan nasehat apapun, tak akan bisa membuatku  menjadi anak yang manis. Bapak pun sudah berulang kali menjadi langganan panggilan guru BP jika aku berulah di sekolah. Berkelahilah, boloslah, pokoknya selalu membuat masalah.  Dan sampai saat ini, aku belum pernah jera. Lha wong dengan orang tua saja aku berani membantah, apalagi dengan orang lain ? Nggak akan mempan. Memang kepalaku ini keras sekali. Entah salah siapa aku bisa jadi begini.
Kembali ke ujian nasional besok, aku sama sekali tidak siap. Dari tadi aku hanya termangu bingung mau belajar darimana. Fotocopy catatan ini begitu banyak, tak akan mungkin kulahap dalam waktu semalam. Kulihat jam di dinding, sudah hampir jam dua belas malam. Senakal-nakalnya aku, ada ketakutan juga jika besok aku tidak lulus. Bagaimanapun, harga diriku dipertaruhkan. Nakal boleh saja, tapi sembodo. Harus begitu. Kalau aku tidak lulus, berarti akan menambah waktu tersiksaku di bangku sekolah. Jadi, malam ini aku harus menentukan nasibku sendiri.
Aha..aku ada akal. Aku mengambil beberapa kertas, kulipat-lipat dan kutulis dengan bahan yang kuanggap penting. Aku memprediksi soal apa yang akan keluar besok dan aku menyiapkan contekannya. Curang..? Ah, yang penting aku bisa lulus. Persetan tentang bagaimana caranya apakah halal atau haram. Bukankah selama ini banyak  berita di tivi kalau anak-anak sekolah diajari berbuat curang bahkan oleh gurunya sendiri demi prestise kelulusan sekolah mereka ? Apa bedanya dengan aku sekarang ? Ah, iya..bedanya, aku melakukannya sendiri, dengan kesadaran tanpa paksaan dari siapapun untuk berbuat curang.  Perkara dosa, biar aku sendiri yang tanggung. Urusanku sama Tuhan.
Jadi, kupersiapkan contekan untuk dua mata pelajaran itu. Aih..repot juga ternyata membuat contekan. Mau tak mau feeling-ku harus jalan, memprediksi mana yang besok akan keluar dalam soal ujian. Memoriku  timbul tenggelam berusaha mengingat apa yang biasa diterangkan berulang-ulang oleh guru. Biasanya itu yang menjadi soal primadona. Tapi ya percuma, wong aku tidak pernah memperhatikan kalau sedang diterangkan. Pikiranku suka mengembara kemana-mana. Termasuk berkhayal tentang cita-citaku menjadi pembalap seperti Valentino Rossi. Wuah..pasti aku akan dielu-elukan banyak orang, dikelilingi banyak wanita cantik, senangnya…. Toh, aku sudah punya nyali yang cukup besar, yang menjadi modal utama jika ingin menjadi pembalap.
Jadi ya, lagi-lagi aku memilih secara acak saja bahan  mana yang kuanggap penting menjadi soal ujian. Kalau terpaksa, aku memakai metode menghitung kancing baju,  untuk memilih bahan yang kira-kira pas untuk soal ujian. Duh, pegal juga tanganku menulis dan berpikir untuk mengingat-ingat, memilih mana yang akan keluar besok. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul tiga. Ah..proses ini harus kupercepat. Kertasnya panjang sekali, kulipat menjadi kecil sekali. Aku mulai berpikir mencari cara yang paling jitu supaya guru lengah dan tidak mengetahui contekanku itu. Ah, itu sih situasional saja. Lihat bagaimana kondisi di kelas besok pagi. Yang pasti aku  harus bersikap tenang, tidak mencurigakan saat melakukan ritual mencontek itu. Pasti bisa, lha wong aku ini si raja akting, dan punya 1001 cara untuk melakukan kecurangan secara aman terkendali.
Fiuh..akhirnya selesai juga contekanku. Olala..jam di dinding menunjukkan pukul lima. Aku takjub, berhasil melewati 5 jam berkutat dengan bahan pelajaran yang terasa menjemukan itu. Kalau bukan demi harga diri, aku enggan untuk melakukannya. Ya, sekali-kali bikin bangga orangtualah jika aku bisa lulus ujian nanti. Ini lho, pak..anakmu yang nakal ini, ternyata sembodo juga kan..bisa lulus ? Baru aku bisa bertepuk dada. Perihal caranya bisa lulus bagaimana, ssttt..ini rahasia, jangan bilang-bilang ya..
Hoahem..aku dilanda rasa kantuk yang hebat. Walaupun aku ini biasa begadang dan 3 gelas kopi sudah ludes kuminum, namun tak urung mengantuk juga. Ah..masih ada waktu satu jam untuk tidur. Lumayan daripada batal ikut ujian. Kusetel weker jam 6 pagi. Lalu aku pulas menuju pulau kapuk dengan sukses.
Samar-samar aku mendengar bunyi weker. Mataku terasa berat. Dengan mata terpejam, tanganku meraih weker itu dan mematikan alarmnya. Ah..berisik. aku ingat aku akan UN hari ini, tapi aku memberi toleransi waktu 5 menit untuk memuaskan kantukku ini. Ya, lima menit saja dan aku akan bangun tanpa bunyi weker lagi.
Aku tersentak saat aku merasa tubuhku basah. Dingin merasuk begitu cepat. Dalam keadaan mata yang belum sepenuhnya terbuka, aku melihat bapak berkacak pinggang dengan menenteng ember. Inilah cara bapak membangunkanku.
“Mau bangun jam berapa cah bagus ? Mau lulus ujian nggak kamu ? He..?”
Tergagap aku melihat jam yang menunjukkan pukul setengah tujuh. Oalah..alamat telat ini. Bergegas aku menuju kamar mandi. Handuk di jemuran kusambar begitu saja. Aku mandi kilat ala bebek. Cukup muka ini basah oleh air dan gosok gigi. Itu yang utama. Bukankah badanku sudah basah diguyur air saat bapak membangunkanku ? Cocok.
Seragam abu-abu kukenakan ala kadarnya. Hem putih kumasukkan celana dengan serampangan. Tak peduli kusut dan jauh dari kata rapi. Aku alergi dengan segala bentuk kerapian. Menurutku, laki-laki rapi itu identik dengan banci. Lagipula, siapa yang mau dengan susah payah mencuci dan setrika baju di rumah ini ? Sejak ibu meninggalkan rumah ini, aku mencuci bajuku sendiri tanpa pernah disetrika. Ah..kalau tidak terpaksa, mana mau aku melakukannya. Dan baju bapak ? Siapa yang mencucinya ? Ya bapak sendirilah, tapi memang bapak membiarkan aku untuk mencuci bajuku sendiri supaya tidak manja. Bah.
Kupacu sepeda motorku dengan kecepatan di atas angin menuju sekolahku. Contekanku sudah bertengger manis di saku bajuku. Semalam aku sudah membentuknya sedemikian rupa dengan lem dan karet sehingga bisa digulung begitu kecil. Rencananya, contekan itu akan aku tempel di laci meja, sehingga gulungannya nanti bisa ditarik saat pengawas lengah. Siplah pokoknya. Lihai.
Sampai di sekolah, tepat saat bel sekolah berdentang. Masih untung aku nggak telat. Aku senyum-senyum iseng, menggoda teman-temanku yang pasang muka tegang. Sepertinya hanya aku yang berwajah tenang saat ini.
Semua peserta ujian sudah duduk rapi di bangkunya masing-masing. Semuanya tegang, gelisah dan harap-harap cemas. Semua menoleh begitu tiga pengawas memasuki ruangan. Salah satu pengawas memimpin kelas.
“Selamat pagi anak-anak..”
“Selamat pagi pakkkk…”
Semua menjawab serentak. Aku menangkap, ada kesan gelisah di wajah para pengawas. Seperti ada sesuatu yang akan dibicarakan.
“Anak-anak..dengan berat hati bapak mengumumkan, sampai saat ini soal ujian dari pusat belum sampai ke sekolah. Padahal jadwal ujian nasional hari ini. Maka dengan terpaksa ujian nasional ditunda sampai waktu yang belum bisa ditentukan. Mohon maaf atas keterlambatan ini.”
Aku melongo. Sama sekali tidak menduga dengan apa yang dikatakan bapak pengawas itu. Seketika kelas menjadi gaduh, semuanya bingung, tak tahu harus berbuat apa, wajah-wajah kecewa begitu jelas terpancar. Bahkan beberapa ada yang menangis. Perasaanku menjadi tidak karuan. Kecewa, ya akupun kecewa. Kerja kerasku semalam membuat contekan berakhir sia-sia hari ini. Pemerintahan macam apa ini, jika tidak siap dengan UN yang dicanangkannya sendiri. Ah..sebodoh-bodohnya dan senakal-nakalnya aku, aku merasa geram dengan ketidakbecusan  ini. Tahu bakalan seperti ini, aku tidur saja tadi malam tanpa repot-repot buat contekan. Huh.

Sunday, June 16, 2013

Review : Macaroon Love





Pertama kali membaca novel Macaroon Love karya Winda Kresnadefa, pembaca disuguhi dengan banyaknya kata keheranan akan nama Magali. Awalnya dulu, saat Magali masih berupa status di facebook sang penulis, saya pikir Magali itu nama tokoh laki-laki. Ternyata, saya sama terkecohnya  orang-orang di dalam novel. Beberapa diantaranya yang membuat saya senyum-senyum sendiri :


"Gali Magali ?" 

"Galih, pacarnya Ratna ?" 

"Gali sumur ?"

Dan, kalau boleh saya tambahin "Gali lubang tutup lubang ?" Haha..utang kaleee...Rhoma Irama bangettt..

Well, secara garis besar novel ini cukup menarik, menghibur dan bisa membuat saya tertawa lepas sampai menarik perhatian suami saya.

"Bagus nggak ?," tanyanya

"Bagus..," jawab saya.

Lalu, selesailah saya baca novel itu dalam satu hari. Saya bacanya sambil jaga toko sih, sambil nyambi jualan ban. Kalau lagi repot, buku saya letakkan di meja dengan pembatas buku cantik asli handmade penulisnya..*promosi nih*, lalu saya terusin lagi bacanya.

Asli, membaca novel ini, semacam candu. Selalu ingin tahu, abis ini gimana ya, trus..trus..woalah..hahahaha..banyak surprise-nya. Dan alurnya susah ditebak. Perasaan saya juga nano-nano jadinya. Ada sedih, ada lucunya, ada inspiratifnya, sisi romantisnya juga ada, dan mengaduk-aduk perasaan pokoke.

Saya bisa menangis dan tertawa saat baca novel ini. Pokoknya nancep di hati lah. Klop dan pas. Gaya bahasanya simpel, gampang dicerna dan gak terlalu ribet mikir. Layaknya bahasa sehari-hari yang kadang kita alamin sama temen atau sahabat-sahabat sendiri. Terwakili dengan hubungan yang manis antar sepupu Magali n Beau, hubungan Magali dengan ayahnya yang ternyata berumur pendek, hubungan  dengan nenek dan rekan kerjanya, dan pastinya hubungan spesialnya dengan Ammar. Semuanya memberi pelajaran hidup yang berwarna, dan serba kebetulan nan indah.  Lalu Ammar ? Benarkah ada laki-laki super duper baik seperti dia di dunia ini ? Jika ada, wow deh..saya mau pesan satu, buat cadangan..#eh

Dan seperti review-review dari teman-teman yang pernah saya baca tentang Macaroon love ini, saya sependapat dengan bertaburannya kata-kata aneh. Karena Magali sudah unik tanpa dipertegas dengan kata aneh yang bejibun itu. Secara eksplisit, semuanya sudah terekam dengan cukup baik. Lalu soal judul, ehm..Macaroon-nya cuma dibahas seuprit, di bagian ending. Mungkin karena emang Macaroon lagi trend ya, jadi mudah diinget aja. Tapi intinya, apapun itu..novel ini sangat menghibur. Begitu baca, saya langsung teriak, aha..bacaan seperti ini yang saya cari untuk melepaskan dahaga akan bacaan yang bisa menyejukkan jiwa yang kering kerontang oleh hiburan..*apa sih ini hihi..*

Good job, sukses buat mba Winda Krisnadefa..selamat bertransformasi menjadi penulis jempolan, layaknya Beau yang bertransformasi dari Bad Boy from LA jadi budak bangor Bandung..heuheheu..saya paling suka bagian ini. Terus berkarya, dan saya rekomendasikan novel ini untuk dibaca, temans. Bagusss...

Thursday, May 16, 2013

Hobby Baru


Gambar dipinjam dari sini

Akhir-akhir ini saya punya kesibukan baru. Apa tuh ? Mau tau aja apa mau tau banget apa mau tau susur ? Hihi..iseng banget ya..

Yup, kadangkala saya turut andil menyiram tanaman yang ditanam oleh ibu saya. Jujur saja, sebagai seseorang yang pernah kuliah di ilmu Biologi dan berhasil menggondol gelar sarjana, sudah layak dan sepantasnya jika saya menyukai tanaman. Tapi ya, selama ini baru sebatas suka memandang saja. Jika untuk urusan tanam menanam, ibu saya jagonya. Iya, lho..segala jenis tanaman berhasil ditanam dan hidup dengan tangan dinginnya. Kalau saya yang nanam ? Belum tentu..beberapa jenis tanaman pernah mati ditangan saya. Sedih. Mungkin saya belum paham penanganannya.

Namun sejak keluarga saya tinggal di rumah dekat makam, dan masih ada lahan yang cukup luas untuk ditanami banyak tanaman, dan bisa disulap menjadi kebun serta taman, saya mulai menyukai untuk turut andil dalam dunia persilatan eh..pertanaman. Tanaman yang sedang saya tanam adalah sejenis bumbu dapur yaitu kencur dan kunir. Ah, itu mah gampang, tinggal ditancep langsung tumbuh. Iya, memang begitu..gampang dan yang penting ada kemauan. Itu saja sebenarnya sayarat yang harus ada. Nggak usah muluk-muluk.

Lalu tanaman lain yang sudah ditanam ibu saya apa ? Banyak, mari kita rinci satu persatu. Dari jenis buah-buahan, ada pohon pisang, kelengkeng, pepaya, jeruk nipis, jeruk purut dan lain-lainnya yang ditanam di antara pohon jati yang sudah tumbuh duluan. Dari jenis sayuran ada tanaman cabe, terong, loncang, pare, katu dan lain sebagainya. Dari jenis tanaman hias ada kaktus dan anggrek. Banyak macamnya kan ? Iya, banyak sekali ada euphorbia, palem, gelombang cinta, lidah buaya, sansievera, lidah mertua, simbar menjangan, kelor, singkong tahun dan lain sebagainya. Jenis anggrek juga ada anggrek bulan, cattleya, golden shower, kalajengking dan lain sebagainya. Banyak ragamnya. Segala macam bibit ini sebagian besar beli dan sebagian lainnya ada yang dikasih orang dan ada yang minta pula hihi..

Dari beragam tanaman ini, ternyata tidak semua mendapat perlakuan yang sama. Iya, untuk kaktus jelas tidak boleh menyiram air terlalu banyak. Karena kalau kebanyakan air bisa busuk, sebab kaktus mempunyai kantong didalam tubuhnya untuk menyimpan air. Lain halnya dengan anggrek yang butuh banyak air dan tempat yang tidak terlalu panas. Bisa-bisa kering kerontang dan daunnya menjadi kuning jika lupa disiram dan terlalu kepanasan. Jenis pupuknya pun berlainan. Hanya sekarang ini, saya memakai pupuk kandang yang lebih fleksibel bisa dipakai untuk hampir semua jenis tanaman.

Ada beberapa tanaman yang memang membutuhkan banyak sinar matahari, ada yang suka di tempat teduh dan ada pula yang tumbuh subur di tempat yang lembab. Salah penempatan bisa mengakibatkan tanaman itu tumbuh ala kadarnya tidak maksimal. Saya punya tanaman kuping gajah disimpan di tempat yang agak lembab dan jarang kena sinar matahari tumbuhnya agak bantat, daunnya kecil tidak tumbuh mekar. Mungkin ini salah satu faktor penyebabnya  adalah kurang sinar matahari. Maka saya akan mencoba memindah tempatnya ke yang lebih banyak sinar matahari, mungkin akan ada perubahan yang cukup signifikan.

Nah, saya dapat menyimpulkan bahwa sebagai tanaman yang merupakan makhluk hidup, mereka pun butuh perlakuan yang berbeda-beda. Masing-masing punya jenis dan karakter yang berlainan satu sama lain. Tidak bisa disama ratakan. Maka supaya hasilnya maksimal, saya harus mengenal karakter dan kebutuhan mereka satu persatu. Wuah..riweh juga ya, tapi percayalah dengan merawat tanaman bagi saya serupa dengan terapi kejiwaan. Dimana saya akan merasa damai dan tentram bila mereka tumbuh dengan sebaik-baiknya. Dan saya pun ikut sedih jika mereka menjadi layu ketika lupa tidak disiram. Jangan sampai mereka mati karena perlakuan yang tidak semestinya. Oh, no..

Yang pasti, hobby baru ini memberi kesibukan baru bagi saya. Rasanya lebih bahagia melihat tunas-tunas yang bermunculan, atau melihat calon bunga yang akan mekar sebentar lagi. Dan tak sabar untuk menunggu bunga mereka bermunculan silih berganti. Aih..cantiknya..Betapa besar karya ciptaan Tuhan, dan tugas kita tinggal merawatnya, mengembang biakkan supaya mereka tidak punah kehilangan generasi penerus. Jiah..serasa generasi penerus bangsa kali ya..Lha iya, tumbuhan itukan produsen, pioner kehidupan di muka bumi ini. Bayangkan jika tidak ada tumbuhan ? Adakah makanan, adakah makhluk lain yang hidup, adakah udara segar ? Bayangkan..ya bayangkan sambil menatap mata saya..hahahaha..mulai kacau nih..

Ok, sekian dulu cerita tentang hobby baru saya. Apakah hobby Anda ? Yuk...berbagi cerita di mana saja.. :)

Friday, March 15, 2013

Biar Sibuk, Hobby Jalan Terus

 Gambar dipinjam dari sini


Apakah Anda termasuk orang yang sibuk atau super duper sibuk ? Pengusaha, pegawai, wanita karier, ibu rumah tangga, dan profesi lainnya, tentu mempunyai kesibukan masing-masing. Semua tugas dan tanggung jawab minta untuk dikerjakan satu persatu. Maunya kita sih, sekali jalan semuanya beres. Tapi, apa iya, bisa begitu ? Tentunya tidak semudah itu.
Nah, bicara tentang kesibukan yang seabreg itu, seringkali menjadi alasan yang paling tepat untuk tidak melakukan kegiatan yang menjadi hobby kita selain di kala libur atau waktu senggang. Kata "mana sempat", menjadi ucapan yang pas untuk melakukan hobby hanya saat si moody datang. Padahal, tujuan melakukan hobby adalah untuk refreshing supaya badan tidak capek dan stress.
Contoh konkritnya saya. Dulu, waktu masih gadis, saya ini suka sekali olahraga. Lari sore, bersepeda, renang, senam aerobic, badminton, main bola pingpong, volley, basket..semuanya  bisa lakukan. Tapi ya itu, tidak ada yang saya fokuskan, jadi hanya bisa sekedar bisa tidak sampai tingkat mahir dan jadi atlit. Ehem..
Yang paling murah meriah adalah ikut senam aerobic. Dulu, saat saya masih kerja di Magelang, saya suka mengatur waktu untuk bisa senam karena kebetulan jam kerja saya ada 2 shift, pagi dan siang. Pokoknya ada niat, langsung jalan.  Saat itu ada kelas senam jam 8 pagi dan 4 sore, tiap hari tertentu. Maka, saya mengatur waktu bagaimana saya bisa ikut senam minimal seminggu dua kali. Jadi, waktu saya masuk kerja pas shift pagi, saya ikut senam sore hari, begitu pula sebaliknya saat masuk shift siang, saya ambil kelas senam yang pagi. Rasanya waktu itu cepat sekali berjalan tapi rasanya bugar selalu.
Lalu sekarang, saat saya sudah menikah, punya anak dan punya usaha sendiri, tentunya waktu 24 jam sepertinya tidak cukup untuk sekedar senam karena kesibukan. Maklum, mulai dari bangun pagi, mandiin anak plus nyiapin sarapannya yang sangat rempong di pagi hari, antar jemput sekolah, sambil ngurus usaha, mana sempat ikut senam ? Ternyata, ada solusi tepat untuk itu.
Ternyata, di TK anak saya, ibu-ibu yang mengantar anaknya sekolah, rata-rata punya kerinduan yang sama untuk bisa ikut senam bareng-bareng. Maka, dicapailah kesepakatan bersama untuk senam bareng-bareng di sebuah sanggar senam jam 8 pagi, pas saat anak-anak masuk sekolah. Jadi, berangkat sekalian mengantar anak sekolah, begitu anak masuk, maka ibu-ibunya senam aerobic yang tak jauh dari lokasi sekolah anak. Begitu selesai senam jam setengah sepuluh, tak lama anak sudah selesai dan dijemput sekalian. Beres kan ? Sekali merengkuh dayung, 2-3 pulau terlampaui. Efektif dan efisien sekali. Belum lagi efek yang dicapai dari senam, mau gemuk, mau kurus, mau kencang atau sekedar bugar, tentunya bisa dicapai dengan ketekunan. 
Jadi, kalau niat, sesibuk apapun waktu kita, bisa kita luangkan waktu untuk melakukan hobby. Tinggal diatur saja  bagaimana caranya supaya tidak mengganggu aktivitas yang lain. Dan tentunya, harus seijin suami ya..lha wong yang menikmati hasilnya siapa lagi kalau bukan untuk menyenangkan suami. Hehe..
Aseeeekkkk.. 

Friday, February 8, 2013

Berani, Siapa Takut ?


Gambar dipinjam dari sini

Menjadi seorang pemberani adalah impian setiap orang. Berani dalam arti tidak takut-takut dalam menjalani hidup termasuk berani dalam bersikap, tindakan dan mengambil keputusan. Sering kita jumpai tipe orang yang takut, yang selalu bilang ya dan tidak berani bilang tidak meskipun bertentangan dengan keinginannya hanya karena tidak berani, tidak enak, takut mengecewakan dan ewuh pekewuh. Seluruh hidupnya diabdikan untuk menyandang predikat sebagai "yes man".

Pengalaman saya sendiri, tidak mudah untuk menjadi seorang pemberani. Jujur, meskipun sekarang saya termasuk orang yang nggak berani-berani amat, dulu saya adalah seorang penakut dan penganut minder sejati. Beruntung, lambat laun predikat penakut dan minder bisa saya tinggalkan. Sifat itu hanya tinggal kenangan dan menjadi sejarah hidup saya di masa lalu.

Lalu bagaimana caranya bisa keluar dari rasa takut ? Kuncinya cuma satu, berani memulai untuk suatu perubahan yang lebih baik. Satu persatu hendaknya mulai dibenahi termasuk pola pikir pesimis, menganggap diri useless, dan pikiran-pikiran lain yang mengkerdilkan potensi dalam diri harus diubah.

Dulu, saya termasuk orang yang mudah terpengaruh oleh omongan orang lain tentang saya. Padahal tidak sepenuhnya benar namun saya menelannya mentah-mentah. Contohnya adalah, ucapan seseorang kepada saya, "Kamu itu siapa, kok bermimpi terlalu besar. Nggak mungkinlah bisa tercapai.." Ucapan negatif ini membuat saya mengubur mimpi-mimpi saya di waktu lalu. Saya percaya kepada orang itu bahwa saya tidak mampu. Saya bukan apa-apa, saya useless, tidak berhak punya mimpi besar. Sangat mengkerdilkan sekali.

Lalu di lain waktu, saya bertemu dengan orang yang pola pikirnya optimis. Beliau selalu berpikiran positif dengan segala kemampuan saya. Memberi motivasi untuk berkembang. Mengatakan bahwa segala sesuatu bisa kita capai asalkan kita berusaha semaksimal kemampuan kita, memperjuangkannya dengan sungguh-sungguh. Disini saya terperangah, menjadi titik balik tentang pemahaman saya yang keliru selama ini.

Dan, perubahan itu saya awali dengan sebuah perjalanan menuju suatu tempat yang sama sekali belum pernah saya kunjungi. Sendiri, saat masih duduk di bangku SMA. Saya mengalahkan ketakutan sendiri. Segala pikiran yang membuat saya khawatir saya buang jauh-jauh. Seperti nanti kalau di jalan bagaimana, kalau tersesat bagaimana, kalau ada orang jahat, jangan-jangan begini, jangan-jangan begitu..dan pikiran-pikiran lainnya yang kalau saya ikuti, saya tidak akan jadi pergi ke tempat itu. Dan ternyata setelah saya jalani, perjalanan itu terasa begitu menyenangkan, apalagi ketika mendapat kenalan seperjalanan yang mengasyikkan..ehem..Sesuatu yang tidak mungkin saya dapatkan jika saya tetap memilih untuk tinggal dirumah mengamini rasa takut dan kekhawatiran saya yang hanya ada di pikiran saja.

Jadi, rasa takut atau berani itu hanya soal pola pikir saja. Jika kita membiasakan diri untuk selalu berpikir berani, optimis dan berkembang, hal itu akan benar-benar terjadi. Namun jika kita berpikir sebaliknya, kenyataan yang terbalik itulah yang kan terjadi. Ah, ya..berpikir berani saja tidak cukup, namun harus ada aksi untuk merealisasikannya. 

So, berani..siapa takut ?

Thursday, January 10, 2013

Menulis : Hobby Yang Mengasyikkan


Gambar dipinjam dari sini
Bicara tentang hobby memang selalu menyenangkan. Karena hal itu dikaitkan dengan suatu kebiasaan yang kita sukai dan biasanya hal itu kita lakukan secara kontinyu bahkan seringnya bisa sampai lupa waktu. Untungnya, selama ini saya punya hobby yang  tidak terlalu banyak menyita waktu. Seikhlasnya mawon saya menjalaninya.Yang pasti, hobby terakhir yang sedang saya jalani saat ini adalah menulis.

Yup, menulis kali ini merupakan metamorfosis dari perjalanan saya menulis diary di jaman dulu. Menulis, membuat saya bisa bercerita, mengungkapkan isi hati dan pikiran dan menjadi nilai plus jika tulisan saya bisa bermanfaat kepada yang membaca. Walaupun mungkin, isi tulisan saya tentang sesuatu yang biasa, sederhana atau tidak penting sama sekali, namun siapa tahu berguna bagi yang membutuhkan.

Menulis menjadi semacam kebiasaan untuk bercerita. Jujur saja, dalam bahasa lisan, mungkin saya bukan tipe yang mudah mengungkapkan isi hati dan pikiran secara gamblang. Namun secara tulisan, saya bebas mengungkapkan dan mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran dan hati saya. Rasanya lebih bebas, tanpa ada sesuatu yang membatasi. Mau gila sekalian, tidak ada yang melarang.

Lalu, hobby menulis ini belum bisa dibilang sebagai sesuatu yang menghasilkan secara materi. Memang belum saya olah untuk nilai komersil. Selama ini masih lebih kepada nilai untuk berbagi ilmu dan pengetahuan yang sedikit saya punya. Dan belum merujuk pada profesioanlisme, masih amatir apalagi untuk skala internasional, belum..lokal saja masih kembang kempis. Kadang muncul lalu tenggelam begitu saja.

Cita-citanya, tentu saja saya ingin suatu hari ada buku yang saya tulis, yang bisa dibaca oleh banyak orang. Namun, untuk saat ini, saya masih begitu menikmati menjadi penulis suka-suka, yang mengisi kekosongan blog-blog saya. Belum apa-apa, namun saya akan sangat tergugah jika ada yang terinspirasi oleh tulisan saya. Karena saya sendiri, jujur mudah terinspirasi oleh tulisan orang-orang hebat yang sukses.

Jadi, jika Anda pun punya keinginan untuk menekuni hobby menulis, lakukan dan tekunlah dalam bidang ini. Niscaya, suatu saat akan ada hasil yang bisa diraih. Kalau bukan untuk orang lain, minimal bisa membahagiakan diri sendiri. Karena sejatinya, menulis melatih kita untuk berpikir secara relaks. Tak perlu berpikir yang terlalu berat, santai saja sesuai kemampuan kita.

Tuesday, November 13, 2012

Resep Mangut Lele


Gambar dipinjam dari sini 

Yap..waktunya memasak.. Kali ini saya akan berbagi resep untuk masakan mangut lele. Semoga maknyus dueh..capcus..cyiiinnn...

Sediain dulu bahan-bahannya :

Lele 1 kg

Bumbu-bumbu :

  • 6 siung bawang merah       
  • 4 siung bawang putih
  • 6 biji cabe merah
  • 20 butir ketumbar 
  • 1 cm jahe
  • 1 cm kunyit
  • 1 cm kencur
  • 3 siung kemiri
  • 1 lembar daun serai
  • 2 lembar daun jeruk
  • 3 cm lengkuas
  • santan dari 1/2 kelapa
  • 1 sendok gula pasir
  • garam secukupnya

       
Cara memasak :


  • Lele digoreng dulu sampai agak kering, sebelumnya dikasi air cuka dan di bumbui garam, bawang, jahe dan kunyit secukupnya.
  • Bumbu-bumbu ditumbuk halus,  kemudian ditumis dengan minyak goreng secukupnya sampai harum.
  • Masukkan santan cair dulu sedikit demi sedikit, baru terakhir santan kental.
  • Masukkan lele yang sudah digoreng, aduk-aduk kuahnya hingga bumbu meresap dan kuah mengental.
  • Sajikan. Hm..sedap deh..met mencoba..

Thursday, September 27, 2012

Trouble Is My Friend


 Gambar diambil dari sini

Masalah ada ketika ekspektasi dan kenyataan tidak sama. Ketika harapan berbanding terbalik dengan fakta, saat itu kita menganggap ini sebagai masalah. Dalam hal ini, hanya ada dua solusi yang bisa kita lakukan. Yaitu yang pertama, mengganti ekspektasi atau harapan dengan yang masuk akal. Yang kedua adalah mengubah pola pikir bahwa kenyataan yang ada harus bisa diterima dengan tulus ikhlas sehingga ini menjadi bukan suatu masalah tetapi tantangan untuk mengubah kenyataan dengan strategi baru.

Pada dasarnya, masalah ada pada setiap makhluk hidup. Siapapun dia, kaya, miskin, ganteng, jelek.semua pasti punya masalah. Pola pikir yang berbeda-beda membuat tiap orang tidak sama dalam menyikapi suatu permasalahan. Ada yang santai, gugup, bingung, marah dan lain sebagainya. Tujuannya sama, ingin keluar dari permasalahan. Lari dari masalah jelas tidak menemukan jalan keluar namun bisa menambah masalah.

Jadi, sebenarnya masalah bukan untuk dihindari tapi dihadapi. Adanya masalah berkaitan erat dengan hukum sebab dan akibat. Ada akibat, pasti berawal dari sebab. Oleh karena itu perlu ditelusuri asal muasal bagaimana masalah itu bisa hadir tanpa diundang. Sebab secara tidak sadar, sebenarnya kitalah yang mengundang masalah itu.

Contohnya saja saat kita dirundung suatu musibah. Musibah ini adalah masalah bagi kita. Lagi enak-enaknya sms-an di jalan, nggak tahunya ada sepeda motor yang menyerempet kita. Kita jatuh dan terluka hingga berdarah. Kita marah, minta ganti rugi. Coba, kalau begini sebenarnya siapa yang salah ? Secara tidak langsung kita menjadi pengundang utama musibah itu. Siapa suruh sms-an di jalan ? Sudah jelas ini karena faktor kurang hati-hati dan kelalaian saja.

Tiap pribadi berbeda-beda dalam menyikapi suatu permasalahan. Ada yang langsung tuntas, ada yang menganalisa masalahnya dulu, bahkan ada yang ini belum selesai sudah dapat masalah baru lagi. Semuanya saling berkesinambungan.

Sebenarnya, jika kita mau introspeksi diri, menelaah sebab akibat apa yang terjadi, akar permasalahan tidak jauh-jauh dari diri kita. Dan sebenarnya, jalan keluar pun hanya kita yang bisa menyelesaikannya karena kita yang tahu persis apa sebabnya. Cuma seringkali, kita terhalang oleh rasa gugup, panik, kecewa, sedih saat masalah datang tiba-tiba. Rasa khawatir berlebihan itulah yang menutup jalan untuk mencari apa sebab akibatnya. Bahkan, tak jarang pula kita mencari kambing hitam sebagai penyebab masalah itu. Cobalah untuk tenang, rileks..ambil nafas panjang saat masalah datang. Dengan tenang, dijamin pikiran menjadi jernih dan mudah untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Dan satu lagi, dengan berpikir bisa, akan menuntun kita untuk bisa mencari jalan keluar. Sebaliknya, jika kita berpikir tidak bisa, buntu, putus asa sudah pasti hanya akan membuat masalah tidak terselesaikan tetapi malah menumpuk dan bukan tidak mungkin malah akan membuat masalah baru. Pusiiiinnnngggg kan kalau sudah begitu..

Contoh lain dalam menghadapi masalah adalah dengan mengenali diri. Misalnya, kita sendiri yang paling tahu berapa penghasilan kita tiap bulan. Lalu, kita punya keinginan untuk memiliki sebuah mobil. Kita sendiri yang bisa memutuskan apakah kita sudah mampu untuk itu. Jangan sampai hal ini menjadi masalah di kemudian hari. Mobil apa yang akan kita ambil perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan budget kita. Misalnya, tentang pembayaran, apakah secara cash atau cicilan tiap bulan. Ketika tabungan kita tidak cukup untuk cash, berarti kita ambil langkah kedua yaitu secara angsuran. Tabungan cukup untuk uang muka, berarti kita harus siap mengangsur tiap bulan sebesar rupiah yang kita mampu. Intinya, jangan sampai melebihi kemampuan kita. Kalau kita mampunya mengangsur untuk jangka waktu sepuluh tahun dengan cicilan paling rendah, ya kita pilih yang itu. Toh, kita tidak ingin keberatan tanggung jawab. Kalau kita nekat mengambil jangka lebih cepat dengan cicilan yang lebih tinggi dari penghasilan kita, berarti kita mengundang masalah. Apa kita mau, hidup tekor tiap bulan untuk mencicil mobil sementara kebutuhan pokok kita terabaikan hingga kita harus ngutang sana-sini demi gengsi ? Mau menanggung malu jika suatu saat mobil ditarik kembali karena kita tidak mampu mencicil hanya karena salah mengambil keputusan ? Itulah, berpikir sebelum bertindak menjadi penting saat ini demi kelangsungan di masa yang akan datang. Kita kan maunya hidup ayem tentrem dengan seminimal mungkin masalah. Atau kalau memang masalah itu ada, kita bisa dengan mudah mengatasinya.

Sesulit apapun masalah, kalau mau kita anggap teman, masalah itu akan menjadi mudah diselesaikan. So, trouble is my friend seperti kata lagunya Lenka. Ho oh..Dan jangan takut, justru dengan adanya masalah, kita akan menjadi kuat dan teruji. Cieee..

Thursday, August 2, 2012

ML, MK & MD


ML : inget gak, aku adalah masa lalumu...

MK : lalu ? aku sudah ada di kekinian..masa lalu hanya untuk dikenang..

ML : gak ingin kembali ke masa lalu ? banyak hal yang indah untuk dikenang kan..?

MK : kenangan memang indah, tapi realita sekarang lebih penting untuk dijalani..

ML : jangan sombong, tanpa masa lalu kamu tidak akan bisa seperti sekarang..

MK : so what gitu loh..masa lalu hanyalah bayang-bayang..kalo aku terlalu larut dalam waktumu, aku bisa ketinggalan..

ML : aku ingin ada dalam kekinian bersamamu..

MK : maaf, sudah ada masa depan yang menunggu..apa yang kulakukan sekarang menjadi penentu yang akan datang..

ML : jadi aku dicampakkan begitu saja ?

MK : bukan begitu, apa yang telah lalu menjadi bekalku di masa kini dan nanti..toh, masa lalu tidak selamanya indah. aku juga pernah terluka dan gagal. ingat ? aku belajar tentang semuanya..

MD : hey..jangan kebanyakan ngobrol..cepat jemput aku ya..
 
ML adalah Masa Lalu, MK adalah Masa Kini dan MD adalah Masa Depan..
 
Salam waktu...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...